Welcome!


I made this widget at MyFlashFetish.com.

Thursday, April 25, 2013

"New Chapter in My Life" part 3

Jakarta oh Jakarta! Tidak ada hasrat sedikit pun dalam hati saya untuk hidup dan tinggal di kota ini. Kesan pertama saat saya menjejakkan kaki di Jakarta dalam hati saya is a big NO NO! Saya datang ke Jakarta 6 tahun lalu karena sepupu saya mau menikah. Dan weleh....saya sangat nggak betah di Jakarta, puanas, banyak nyamuk, macett. Cepet cepet pengen pulang. Datang lagi ke Jakarta saat saya mengikuti paduan suara nasional (kisahnya baca disini dan sini). Saat itu kalau ada acara jam 11, harus sudah berangkat jam 4/5 pagi untuk menghindari macet. Weleh kuadrat

Saat kuliah, saya dan teman-teman saya sering membahas mau kemana kita setelah kuliah, yang saya katakan hampir selalu 'mana aja yang penting gag Jakarta.' Saya membayangkan kerja dan tinggal di kota yang sejuk, tidak begitu besar tapi tidak begitu kecil juga. Mau kemana-mana gag begitu jauh, bisa dijangkau dengan kaki atau sepeda motor, kalaupun naik mobil, ya lancar mulus, gag macet.


Siapa nyana, ternyata saya ada di Jakarta saat ini. Ceritanya bisa dibaca disini. Berada di Jakarta sendiri merupakan suatu tantangan buat saya, apalagi tidak ada keluarga yang dekat dengan daerah kantor dan dorm saya, bekerja di bawah seorang hamba Tuhan yang luar biasa yang saya kagumi kehidupannya dan yang terutama saya tidak tahu pekerjaan apa yang menanti saya di Jakarta!! Seriously! Selama 2x interview, saya memang tidak diberitahu dengan spesifik pekerjaan saya. Setelah saya positif diterima di The Kingdom Ministries, teman-teman dan keluarga saya sering bertanya, 'nanti kerjanya di Jakarta apa?' Saya hanya meringis, ketawa, n bilang 'nggak tahu'. Lhah, pada bingung. Saya juga bingung, wong memang saya gag tahu.
Deb at Bundaran HI, Jakarta
pic taken by Yohana H

Saya dengar dari pengalaman-pengalaman orang yang kerja di pelayanan atau pengerja-pengerja gereja, kerjanya ya ngepel, nyapu, bersih-bersih, bantuin hamba Tuhan kalau ada pelayanan, mungkin diajak keluar kota kalau ada pelayanan. Nah, dari pengalaman-pengalaman itu saya tidak berpikir yang muluk-muluk dan karena bayangan saya yang seperti itu, baju-baju yang saya bawa pun yang biasa biasa saja.


Tiba harinya saya datang ke The Kingdom Ministries. Saat saya memasuki kantor The Kingdom Ministries, saya merasakan suatu atmosfer yang berbeda. Rasanya damaaaiiiiiii, tenangggg, so Heaven!! I really mean it, folks. (Setelah beberapa waktu lamanya, saya belajar bahwa kita bisa menciptakan atmosfer bagi tempat tinggal kita.) This is the place where I should be at this moment! Saya bertemu dengan pimpinan The Kingdom Ministries, yaitu Pak Simon. Setelah itu saya berkenalan dengan para staff yaitu Kak Irene, Kak Gladys, Kak Selvi dan Kak Deysi. Kemudian, saya dikenalkan dengan International Training Director yaitu dr. Ata. Mereka adalah orang-orang yang luar biasa yang Tuhan ijinkan saya bertemu dan bekerja sama. Namun, ada yang kurang. Saya menunggu-nunggu dan bertanya-tanya “Ibu Maqdalene dimana?” Ditunggu 5 menit, 10 menit, beberapa menit, beberapa pangkat beberapa menit, akhirnya menjelang sore, Kak Irene memberitahu bahwa Ibu Maqdalene akan datang ke kantor. Wuahhh,, hati langsung berdebar gag keruan. I'll meet one of my examples, my favorite author, my favorite woman of God. Saya sangat 'mengidolakan' atau -kalau nggak mau pakai kata idola ya fans lah- ngefans ama beliau. Kalau remaja-remaja kan pada ngefans ama Justin Bieber, Agnes Monica atau Lee Min Ho. Saya ngefans ama Ibu Maqdalene. Beliau memiliki hidup yang diserahin total sama Tuhan Yesus, sejak muda sampai Tuhan bawa dengan pelayanan sampai sekarang, bisa kuliah S2 dan S3 tanpa 'duit' di depan matanya, beliau hanya bergerak dengan iman. Bahkan sudah hampir menikah pun, saat Tuhan bilang, no, beliau taat. Wooouuww!! Seorang wanita yang kuat, tangguh. Yet, beliau sangat cantik, badannya bagus, and fashionable. Saya sedang tidak mengkultus individukan seorang manusia, dijauhkan Tuhan kiranya hal itu. The only one I adore is Jesus. However, Tuhan punya agen-agen or duta-duta yang Dia utus di dunia ini untuk jadi contoh including anda dan saya, sebenarnya. Nah, saya mendapati Ibu Maqdalene sebagai salah satu agen Sorga yang bisa saya contoh.


Joy
Akhirnya, beliau datang juga, sangat cantik (I still remember the clothes she wore), sangat modis, sangat damai, saya merasakan kasih dan ketangguhannya saat itu. Beliau menyapa saya and suddenly my eyes were wet with tears. I, then met her cute 'daughter', Joy.







Di The Kingdom Ministries, saya masuk di Studio and Production Division. Di divisi itu, tugas saya adalah memproduksi DVD, CDAudio ataupun MP3 khotbah-khotbah Ibu Maq, selain itu saya juga bertugas untuk shooting dan edit video. Wuatttzzz....this is not my field. Saya pikir, salah saya juga, kenapa di CV saya, saya tulis 'multimedia' di gereja, padahal multimedia gereja saya belum sampai bikin video gitu. Tapi, saya mau untuk belajar. Pak Simon yang mengajari saya banyak hal mengenai divisi ini.


Seiring berjalannya waktu, para pemimpin saya mempercayakan beberapa tugas lain. Banyak pekerjaan memang, tapi kalau kita mau lihat dari sisi yang positif, itu berarti saya dipercaya dan saya sedang di upgrade kemampuannya, meski ada beberapa yang belum pernah saya lakukan sebelumnya seperti memasak untuk 1 kantor. Aha, saya mendapat banyak resep dan ide memasak meskipun masih dalam taraf belajar, tapi kakak-kakak saya disini mengatakan bahwa masakan saya enak. :D


Another great experience is akhir April 2012 (27-29), saya diajak Ibu Maq pelayanan ke Palangkaraya. Oh, Palangkaraya...tahun 2010, saya mati-matian berjuang agar saya bisa ikut tim paduan suara Voice of Satya Wacana Christian University untuk ikut Pesparawi Mahasiswa di Palangkaraya, tapi gagal karena saya sakit dan saya tulis mati-matian karena memang saya sudah hampir mati waktu itu. Tapi, rupanya Tuhan memberikan better time and better moment untuk saya pergi ke Palangkaraya. Saat itu, saya mendapatkan jawaban Tuhan yang 'Wait' di tahun 2010 dan akhirnya Tuhan kirim sendiri untuk misiNya yang of course lebih baik dan lebih berguna.


Bergabung dalam tim pelayanan Ibu Maq. Saya belajar bagaimana mempersiapkan pelayanan dengan doa, mencari informasi tentang tempat yang akan dilayani agar kita tahu kebutuhan mereka apa. Lalu, saya berbuat dosa...saya mengatakan bahwa saya pernah nge-shooting, padahal belum pernah, saat itu entahlah yang ada di pikiran saya, saya mengatakan itu karena takut dinilai rendah karena tidak pernah/tidak bisa. Ampuni saya Tuhan! Saya akhirnya mengaku kepada Ibu Maq tentang dosa kebohongan saya dan beliau menasihati dan mengampuni saya. Namun, saya sudah terlanjur diberi tugas shooting untuk KKR dan Seminar di Palangkaraya.


Di Palangkaraya, saya bertemu mahasiswa-mahasiswa yang punya hati dan beban buat kotanya. Mereka rela jualan makanan, memberi waktu untuk mengadakan KKR dan Seminar ini untuk kota mereka. Waktu KKR terjadi hujan deras plus angin seperti badai. Para panitia bergandengan tangan berdoa, berlutut dan menyembah Tuhan agar hujan berhenti. Hujan tidak berhenti namun pengunjung KKR terus berdatangan dan KKR tetap bisa dilaksanakan dengan kuasa Tuhan. Well, saya belajar lagi bahwa Tuhan kadang tidak memberi yang kita minta, tapi memberi yang kita butuhkan. Seperti kasus Abraham saat Tuhan memberi tahu kalau Sodom dan Gomora mau dibakar. Disitu Abraham nego sama Tuhan supaya Sodom dan Gomora tidak dibakar. Nyatanya, Sodom dan Gomora tetap dibakar tetapi 'kebutuhan' Abraham yaitu agar Lot tidak binasa dikabulkan Tuhan. Great journey of faith!
para mahasiswa berdoa di tengah hujan badai


Ah, disitu saya berbuat kesalahan lagi, duh! Di tengah-tengah hujan badai itu, karena saya salah menangkap maksud salah 1 tim, saya lari di tengah-tengah hujan dengan membawa kamera saya untuk mengambil peristiwa anak-anak yang berdoa di tengah badai dengan panggung sound system yang sudah hampir rubuh. Can you imagine what happened with my camera? Kalau bukan karena kemurahan Tuhan, kamera itu pasti sudah rusak. Puji Tuhan, kamera masih bagus. Overall, saya sangat bersyukur Tuhan beri saya kesempatan ikut ke Palangkaraya. Saya juga melihat praktek langsung menginjili supir taxi yang dilakukan Ibu Maq. Wow!


Most of all, selama saya di The Kingdom Ministries, saya mendapat jawaban dari pertanyaan saya selama ini. Selama ini, saya melihat kehidupan jemaat-jemaat, saya melihat kehidupan orang Kristen pada umumnya, kebanyakan ke gereja cuma untuk rutinitas, untuk seru-seruan aja ketemu teman-teman, siapa tahu dapet jodo. Dari tahun ke tahun, kehidupan sama saja, tidak ada pertumbuhan secara rohani, setelah dengar khotbah, pulang gereja, lupa deh tadi khotbahnya apa. Saya berpikir, bagaimana caranya agar jemaat-jemaat dan orang-orang Kristen bertumbuh. Saya merasa datang ke gereja 1x seminggu itu tidak cukup, datang ke gereja dengan berbagai persekutuan tapi tidak ada juntrungnya juga tidak ada gunanya.


Nah, di tempat ini, saya menemukan jawaban dari pertanyaan dan pergumulan saya, yaitu PEMURIDAN. Pemuridan ini adalah fokus dari The Kingdom Ministries, disebut Kingdom Community Center. Di KCC, murid-murid dipantau perkembangan kedewasaan dan pertumbuhannya. Saya masuk di kelas pemuridan khusus staff yaitu kelas SPEEDY di bawah bimbingan dr. Natalia Pabisa (Ibu Ata). Saya belajar bahwa ada perbedaan besar antara menjadi jemaat biasa dan murid-murid. Saya belajar rahasia besar menjadi murid. Saya belajar mengerti tujuan hidup saya. Saya belajar mengerti visi saya. Saya juga dibukakan bahwa untuk berubah dan mencapai visi, ada goal-goal yang harus saya kejar dan kerjakan. Saya belajar untuk menang dalam segala keadaan, berada di atas situasi. Saya juga belajar untuk bekerja dengan SMART, mengerjakan SMALL MATTERS dan memberikan BEST SERVICE. Lebih dari itu, saya belajar melihat masalah bukan sebagai masalah tapi sebagai ujian untuk menaikkan level kerohanian dan kedewasaan saya. Tidak mudah memang! Susah, sakitttt...tapi itu yang saya butuhkan.
Kelas SPEEDY
(ki-ka): kak Gladys, kak Deysi, (atas) kak Selvi,
Tiur, Ibu Ata (+ Angie yang paling cute)



Saya melihat banyak perubahan yang terjadi dalam diri murid-murid disini dan itu berdampak bagi keluarganya maupun orang-orang di sekitar mereka. Saya juga merasa banyak perubahan yang saya alami melalui pemuridan, terutama pengeratan kesombongan saya, pelebaran kesabaran saya, dan belajar ketaatan total meskipun sampai saat ini saya masih merasa kurangggg sekali.


kelas BERSYUKUR
(ki-ka): Aldi, Cella, Shinta, Kristina, Rut,Eli, Saya, Gebi

Saya juga diberi kesempatan dan dipercaya untuk menjadi cofas di kelas Percaya lalu di kelas Revelation juga membantu memfasilitasi kelas remaja, kelas BERSYUKUR. Saya bisa melihat dan belajar dari pergumulan orang-orang dan berusaha membantu mereka melalui Firman Tuhan. Saya juga bersyukur bisa berada di kelas bersyukur #lhoh. Murid-murid yang ada di kelas Bersyukur memiliki semangat dan kesetiaan untuk ikut pemuridan, mereka meskipun masih SMP dan SMA, mau berubah dan sungguh berusaha meninggalkan keinginan masa remaja mereka untuk lebih dekat dengan Tuhan Yesus. I love them much.


KCC juga mengadakan pelatihan khusus hamba-hamba Tuhan dan pemimpin-pemimpin selama 2 minggu yang disebut IDTC. Saya belajar bagaimana menyiapkan dan melayani para delegasi yang datang dari berbagai belahan dunia.


Speedy + kak Irene
Saat ini, sudah 1 tahun lebih saya berada di The Kingdom Ministries. Saya bersyukur sekali bisa berada, belajar dan bergabung di tempat ini. Saya melihat bagaimana kehidupan Ibu Maq secara langsung yang sangat konsisten menghasilkan buah-buah, yang penuh kasih namun yang juga tegas, penuh wibawa dan kuasa. Saya bisa bekerjasama dan hidup dengan keluarga baru saya dengan kakak-kakak yang mengasihi dan saya kasihi. Sungguh luar biasa! Saya tidak mau terlepas dari komunitas dan keluarga The Kingdom Ministries meskipun sebentar lagi saya akan pergi dan tidak lagi berada bersama mereka physically.


Ya, awal bulan Juni 2013 ini, saya akan pulang ke kota asal saya, Magelang dan berencana untuk sekolah Alkitab di Surabaya untuk bisa melanjutkan pelayanan di Magelang. Saya tidak tahu apa yang akan terjadi di depan tapi saya tahu Siapa yang memegang tanganku, Siapa yang memanggil saya. Saya menyadari selama 1 tahun lebih ini, banyak sekali kekurangan bahkan dosa yang saya lakukan, yang mana dengan kasih para pemimpin dan kakak-kakak saya, mereka mengampuni dan mau mengajari saya lagi. Saya sangat very trully amar bersyukur kepada Tuhan Yesus yang mengirimkan saya ke tempat ini. Saya juga sangat amat berterima kasih kepada Ibu Maqdalene Kawotjo, Pak Simon Hasthosaputro, Ibu Natalia Pabisa, Kak Irene Diah, Kak Selvia, Kak Deysi Mandang dan juga Joy Kingdom yang sudah menjadi keluarga saya selama 1 tahun ini dan seterusnya, hehehe....Saya juga berterima kasih kepada para faculty, para fasilitator dan co-fasilitator dan para murid KCC, khususnya Kelas Bersyukur (Aldi, Kristina, Gebi, Eli, Rut, Cella, Shinta, Christy dan Renaldy).

Tentu saja, ada banyaaakkkk banget pengalaman, memori, maupun hal-hal yang saya dapatkan di The Kingdom Ministries yang belum saya bagi disini. I hope I can share the others di artikel lain.

I love you The Kingdom's Royal Family.
xoxoxo


What will happen next?
Read More...

Saturday, November 17, 2012

T.I.M.E

Aha, here I am again. Pikir punya pikir, kalau nggak nyempetin nulis di sini, jadinya memang gag sempet nulis-nulis di blog ini. Semakin hari saya semakin merasa waktu 24 jam itu kurang (ada Amen?) Hehehe....Tapi itulah indahnya Tuhan yang memberikan modal yang sama, aset yang sama kepada semua orang. Dari 24 jam yang Tuhan beri itulah terdapat perbedaan dalam bagaimana kita kita, para manusia, menghabiskannya. Saya ingat analogi mengenai waktu ini. Kurang lebih kisahnya seperti berikut:

Ada seorang Raja yang memberikan uang 1 miliar kepada bawahannya. Syaratnya adalah HARUS dihabiskan dalam waktu 1 hari, tidak bisa disimpan dan uang yang tidak dipakai akan hilang begitu saja dan tidak kembali, setelah itu nanti Raja akan meminta laporan dari bawahannya, apa yang mereka sudah lakukan dengan uang itu.
Kalau anda menjadi salah satu bawahan Raja itu, apa yang akan anda lakukan dengan uang itu? Tentu saja dipakai dengan sebaik mungkin, buat beli keperluan rumah tangga, beli Blackberry, beli ini itu, kasih ke orang tuan, dll, sebisa mungkin tidak menyisakan uang sehingga tidak hilang begitu saja.

Ah, saya jadi ingat reality show beberapa tahun lalu dengan judul Mr. X di RCTI yang dengan murah hati memberikan sejumlah uang kepada orang dan harus dihabiskan dalam jangka waktu tertentu, kalau masih sisa akan diambil. Whoah, orang yang mendapat uang itu langsung lari, ambil bajaj, beli motor, HP, emas, dll, kalau waktu sudah habis padahal uang masih ada, terlihat wajah sedikit kecewa saat uangnya diambil.

Nah, begitu juga dengan waktu. Kita diberi 24 jam dan itu harus dimanfaatkan, dipakai semaksimal mungkin. Waktu yang sudah kita lalui selama ini, TIDAK AKAN pernah bisa kembali lagi. Apakah selama ini pernah ada 'penyesalan' di hati kita saat kita membuang waktu? Apakah selama ini kita pernah memanage waktu kita setiap hari - apa-apa yang harus saya lakukan hari ini, agar waktu itu tidak terbuang begitu saja? Apakah selama ini waktu kita terbuang sia-sia? Waktu sejumlah 4 jam dihabiskan dengan hanya duduk di depan tipi, nonton rumpi sambil minum kopi bersama papi pakai topi. Walahh...
Waktu sejumlah 3 jam dihabiskan dengan hanya jalan-jalan di mol, ketemu mongol, sambil ngemil ongol-ongol.

Bukan berarti nonton tipi, dilarang, atau ngemol, haram. No! Tapi, kalau itu dilakukan dan jadi hobi, setiap hari, rutin, kalkulasikan berapa jam terbuang percuma!! Tidak ada benefitnya. Buang-buang waktu.

Saya dulu adalah orang yang suka buang-buang waktu, saya doyan nonton film yang gag bawa keuntungan buat saya, tapi malah merugikan saya karena saya harus keluarin duit buat sewa film plus beli cemilan biar afdol pas nonton. 1 hari saya bisa nonton 5 judul film kalau pas liburan atau pas kuliah gag padet. 1 judul film itu biasanya berduarasi 2 jam, ada yang 3 discs jadi 3 jam. Kalikan saja dengan 5 judul, hasilnya jadi 10-15 jam!!!!!!! Saya habiskan sehari di depan laptop buat nonton. What a waste of time! Dan puncaknya, kita akan diminta pertanggungjawaban oleh Raja yang memberi kita modal itu, yaitu Raja di atas segala raja. Dia akan meminta laporan kita. Apa yang sudah kamu lakukan dengan waktu yang Tuhan beri? Apa yang sudah saya lakukan selama ini?

Puji Tuhan, saya disadarkan akan pentingnya waktu ini. Sekarang rasanya nggak rela membuang waktu dengan sia-sia tanpa melakukan pekerjaan yang berarti (kecuali untuk tidur dan makan). Bahkan kadang untuk tidur pun jadi itung-itungan karena ternyata masih ada hal-hal yang penting buat saya untuk dikerjakan.


How about you? Are you ready to give your responsibility to the King?
Don't waste your time!


P.S : Resensi buku bagus mengenai waktu. Don't Waste Your Time by John Piper. 
I'm still reading it,though. :D Read More...

Wednesday, August 29, 2012

"New Chapter in My Life" part 2

Well,,setelah saya mem-post "New Chapter in My Life" part 1, beberapa teman saya penasaran dengan pekerjaan apa yang saya jalani setelah lulus kuliah.

Firstly, I want to apologize for posting this article very late. I know, it's been almost 6 months after the part 1. I have to set goal to write this article. Fffiuuhhh...(hehehe...)


Setelah saya mengerti bahwa Tuhan ingin saya bekerja untuk Dia, Raja segala raja (kisah lengkap baca di sini), saya berpikir apa yang harus saya lakukan. Saat itu hati saya galau (tsah), saya merasa saya masih muda. Tahu kan, darah muda seperti apa, kalau belum tahu cari lagunya Bang Rhoma dulu, wkwkwk. Sebagai remaja tahap akhir (http://belajarpsikologi.com/batasan-usia-remaja/), saya bingung apa yang bisa saya lakukan saat ini untuk melayani Dia, saya masih ingin mengejar cita-cita saya, saya ingin bekerja sebagai PR atau guru/dosen, saya ingin melanjutkan sekolah saya, saya masih ingin "senang-senang".

Tapi, di sisi lain, saya sadar bahwa saya ini masih bisa hidup hanya karena Tuhan Yesus (baca kisah saya di The "Kegelapan series"). YESUS; sejak kecil, Dialah sahabat saya, Dia yang memegang tangan saya saat menghadapi masa-masa sukar dalam hidup saya sampai sekarang, Dia suka ngasih saya surprise-surprise luar biasa yang tidak pernah saya pikirkan; dengan keterbatasan pikiran saya, saya sangat sadar bahwa Yesus adalah segalanya dalam hidup saya. Saat ini, Dia ingin mengadakan kerja sama dengan saya. Yesus mengajak saya untuk bekerja denganNya. Oh, meskipun banyak keraguan dan kekuatiran saya, saya akhirnya berkata "YES, Lord! Here, I am!"

Lalu, saya pikir, apa langkah yang harus saya ambil setelah kuliah?

Saya pernah membaca buku Berhasil Karena Iman, yang ditulis oleh DR. Maqdalene Kawotjo, M.Div. Buku tersebut mengisahkan perjalanan hidup Ibu Maq yang adalah seorang anak kampung namun bisa kuliah S2 di Korea dan S3 di US hanya dengan iman kepada Tuhan Yesus.
Saya sangat diberkati dengan buku itu dan saya ingin seperti beliau, sehingga saya berburu buku-buku lain yang beliau tulis. Semua bukunya sungguh memberkati saya.

Nah, saya berpikir untuk apply di kantor beliau.
Setelah saya mencari-cari alamat e-mail dan kantor beliau yaitu The Kingdom Ministry (TKM), saya mengirim aplikasi saya. Saya kirim CV, surat lamaran plus kesaksian saya ke email beliau, email staff beliau, email Participant dan tak cukup, saya kirim juga lewat pos ke alamat kantor beliau. Seminggu, 2 minggu, 3 minggu....saya menanti balasan dan tak kunjung datang.

Saya mulai tidak sabar, saya pikir saya harus berusaha lagi lebih keras untuk menghubungi kantor beliau. Saya cari no telp kantor TKM lewat mbah google, mbak yellow pages, mas telkom, bahkan di alamat website beliau di www.maqdalene.net tapi saya tidak mendapat no telp kantor. Wah, saya putar otak lagi! Saat saya buka website beliau lagi, saya menemukan sebuah no HP. Langsung saya hubungi no HP tersebut. Nomer itu bukan no kantor, tapi salah satu murid yang menjadi CP untuk salah satu program kantor tersebut. Dari beliau, saya mendapat no telp kantor TKM. YES!!

Namun, saat saya mau menelepon kantor TKM, tidak ada damai di hati saya. Saya mengurungkan niat saya dan berniat menelepon apabila genap 1 bulan, surat saya tidak dibalas. 1 hari setelah itu, saat saya sedang ngobrol sama Papa mengenai hal ini, ditengah-tengah obrolan kami tiba-tiba BB saya bunyi. Ada email masuk dari.......The Kingdom Ministry!

Usut punya usut, ternyata TKM sudah membalas email saya 3 hari setelah saya mengirim email, namun masuk di SPAM, and I even didn't realize that!! Tapi, saya bersyukur, saya diajar sabar dan beriman kepada Tuhan Yesus. He knows WHAT is best and WHEN is best.

Setelah proses wawancara lewat email dalam 2 tahapan, akhirnya saya diterima menjadi STAFF The Kingdom Ministry.

2 hari setelah saya diwisuda, akhirnya saya berangkat ke Jakarta untuk memulai my new chapter in my life. 

Apa yang saya kerjakan di TKM? Bagaimana saya yang benciiiiii Jakarta, ibukota, macet, panas, banyak nyamuk, high-costly living bisa bertahan and survive di Jakarta?

to be continued

Read More...

Monday, March 19, 2012

"New Chapter in My Life" part 1

Shallom....
Di tahun ini ada babak hidup saya yang sudah selesai and I start to write my new chapter in my life. Di tahun ini, tepatnya tanggal 10 maret 2012, saya sudah menyelesaikan kuliah dan WISUDA...Yeayyyy!!! It's just a miracle from Jesus if I can finish my study in March.

Let me share my story....

Pertengahan tahun 2011, saat akan Registrasi Mata Kuliah, saya kaget bukan kepalang...ada satu mata kuliah yang tidak dibuka, padahal saya sangat butuh sekali untuk bisa lulus bulan Maret. Well, mengapa saya ngebet ingin lulus bulan Maret? Pertama, saya sudah kuliah 4.5 tahun termasuk cuti 1 semester yang saya ambil karena sakit *silakan ikuti seri "Kegelapan itu...". Kedua, orangtua saya sudah keluar banyak biaya untuk saya, baik dalam kuliah (kos, uang SKS, kuliah,dll,dsb)  maupun dalam pengobatan penyakit-penyakit saya,,maka dari itu, saya keberatan kalo menambah beban orangtua dengan memperpanjang 'kontrak' kuliah saya (meskipun orangtua saya sebenarnya gag keberatan sih). Ketiga, kalau saya gag lulus bulan Maret, saya akan lulus bersama adik-adik angkatan saya...gengsi dong :p (hehehehe....)

Akhirnya, saya datang ke KaProgdi saya untuk memohon agar kelas yang saya butuhkan dibuka semester itu. Tapi, beliau mengatakan bahwa tidak bisa membuka kelas itu, kecuali ada 25 orang yang mendaftar. Wah, masih ada harapan! Akhirnya, saya pasang woro-woro a.k.a pengumuman a.k.a SAYEMBARA pencarian orang (yang mau daftar kelas,maksudnya :p).

1 hari...2 hari...sampai 1 minggu, ternyata hanya 7 orang yang mendaftar, termasuk saya. Waduh!! padahal 3 hari lagi harus dilaporkan kepada KaProgdi. Akhirnya, saya mengajak teman saya untuk berdoa di Bukit Doa Getsemani, Ungaran pada keesokan harinya (Hari Rabu).
Kenapa ke Getsemani? Beberapa hari sebelumnya, teman saya ini 'pamer' kalau dia udah berdoa di Getsemani. (Wah, keren bener! mengikuti jejak Yesus sebelum penyaliban :). Saya sebenarnya juga ingin kesana, tetapi belum ada waktu yang pas. Nah, saat itu saya merasa benar-benar 'terjepit', saya hanya tahu kalau satu-satunya jalan keluar yang saya miliki hanya dalam Yesus. Kebetulan, teman saya ada waktu untuk pergi ke Getsemani, jadilah kami pergi.
Di gua saya berdoa kepada Tuhan, kalau Tuhan bisa meluluskan saya bulan Maret (gag tau caranya gimana) dan saya bisa mendapat IPK terbaik di fakultas saya (karena saya ingin membanggakan Tuhan dan orangtua saya), saya berjanji untuk tidak bekerja di dunia sekuler melainkan bekerja untuk Tuhan di ladangNya Tuhan.

Kenapa saya berjanji ini?
Sebenarnya di tahun 2010, setelah saya lolos dari berbagai kematian (monggo dibaca artikel saya di 'Kegelapan itu...' dari seri 1-6), banyak orang mengatakan bahwa Tuhan mau pakai saya. Tetapi, saya merasa nggak mampu, nggakk mau, nggak bisa dan nggak nggak yang lain. Intinya saya tidak mau! Jujur saja, selalu ada desakan kuat dalam hati saya untuk bekerja buat Tuhan, untuk jadi hamba Tuhan. Tapi, saya selalu menepis desakan-desakan itu sampai point ini. Saya akhirnya menyerah sama Tuhan. Kalau memang Tuhan mau saya jadi hamba Tuhan, saya pasti lulus Maret!

Setelah selesai, saya pulang Salatiga. Besoknya, hari dimana saya harus menyerahkan laporan saya ke KaProgdi. Saya deg degan lihat kertas yang saya tempel di pengumuman. Betapa hati saya langsung bersorak! Di kertas saya sudah tertulis 27 nama!! Saya langsung ambil kertas itu dan saya berikan ke KaProgdi saya. Meskipun masih ada rintangan (dosen saya yang seharusnya mengajar kelas ini sakit dan meninggal, kelas saya hampir ditutup, tapi saya berusaha dan percaya bahwa Tuhan sudah campur tangan dan akan terus bekerja, sehingga ada dosen pengganti), kelas ini akhirnya dibuka juga!

Kemudian, skripsi yang seharusnya dijalani dan diselesaikan minimal 3 semester, Tuhan pakai caraNya yang ajaib sehingga saya bisa menyelesaikannya 2 semester saja. And finally!! I can graduate on March 10, 2007. Puji Tuhan, setelah itu, pihak fakultas menghubungi saya untuk menyiapkan graduation speech karena saya lulus dengan IPK terbaik! Haleluya!

2 permohonan yang saya ajukan kepada Tuhan benar-benar dikabulkan dengan sempurna! Well,, saya pun sudah tidak ada lagi alasan maupun nggak-an untuk bekerja buat Tuhan di ladangNya. Saya mendapat banyak sekali tawaran untuk bekerja di dunia sekuler tetapi saya sudah berjanji kepada Tuhan Yesus dan saya akan menepatinya dengan sempurna juga oleh kekuatan Tuhan saja.

Lalu, pekerjaan seperti apa yang saya jalani setelah kuliah?

to be continued Read More...

Wednesday, January 18, 2012

Welcome 2012!

Happy new year, 2012!

I feel so excited in welcoming this year! Excited, scare of facing the coming year because we, human, do never know what will happen even one second ahead. Makanya, kalau ada ramalan-ramalan, saya tidak pernah mau percaya because who human is can understand the future. Satu detik ke depan saja kita tidak pernah tahu apa yang terjadi.

Anyway, i feel excited karena awal tahun ini, saya berkesempatan untuk pergi ke luar negeri buat pertama kalinya (yeayy!!). Ceritanya ada di postingan saya berikutnya. Excited karena di tahun ini saya akan resmi, officially lulus dari studi strata pertama saya dan bisa mendapat titel S.Pd. Sebenarnya sih, title doesn't really matter for me. Yang penting adalah saya bisa menyudahi usaha dan kerja keras saya selama 4 th ini. Selain itu, orang tua saya pun sudah tidak lagi terbeban dengan uang studi saya (yang saya tahu, mereka pun merasa tidak terbebani sebetulnya).

However, as human, saya merasa khawatir dan takut juga menghadapi tahun ini karena saya harus mandiri dan menetapkan langkah saya berikutnya. Mau dibawa kemana hidup ini (sambil nyanyi). Tapi, sebagai anak Tuhan, tebusan Tuhan Yesus, saya percaya bahwa Dia yang pimpin saya dalam hidup ini.
Meskipun, saya tidak dapat melihat, membayangkan masa depan saya. Tapi, saya tahu bahwa Tuhan memberikan masa depan yang penuh pengharapan.

Oh ya, di tahun ini, resolusi saya masih berkisar kesehatan. Saya ingin lebih menjaga kesehatan saya dengan menjaga pola makan dan banyak berolahraga (FYI, saya gabunug sama healthclub/gym 3 bulan terakhir ini :p). Ingin banget stop makanan-makanan instant (chiki, La*s, sere**, dll). Selain kesehatan, bidang rohani juga menjadi salah satu resolusi saya tahun ini. Lebih mencintai Tuhan di atas segala-galanya. :)

Well, apapun yang akan terjadi di tahun 2012 ini, saya percaya bahwa semuanya akan indah :).
Let's face the new year with faith, fire and love to the God, Lord Jesus Christ. Read More...

Tuesday, January 17, 2012

haiii...

Ahhh...senang sekali saya bisa menulis lagi di blog ini. Setelah back to my college, deal with my thesis, dan do a lot of activities, menulis di blog menjadi prioritas kesekian.
Ada banyak hal yang terjadi selama beberapa bulan ini. Tapi, let me say 'hello', 'ni hao!', 'horas' first to all of you.
Love, kiss and hug from me :* Read More...

Sunday, January 30, 2011

Sebuah Ruangan

Cerita di bawah ini tentang Brian Moore yang berusia 17 tahun, ditulis olehnya sebagai tugas sekolah. Pokok bahasannya tentang sorga itu seperti apa. "Aku membuat mereka terperangah," kata Brian kepada ayahnya, Bruce. "Cerita itu bikin heboh. Tulisan itu seperti sebuah bom saja. Itulah yang terbaik yang pernah aku tulis." Dan itu juga merupakan tulisannya yang terakhir.

Orangtua Brian telah melupakan esai yang ditulis Brian ini sampai seorang saudara sepupu menemukannya ketika ia membersihkan kotak loker milik remaja itu di SMA Teays Valley, Pickaway County, Ohio.

Brian baru saja meninggal beberapa jam yang lalu, namun orangtuanya mati-matian mencari setiap barang peninggalan Brian: surat-surat dari teman-teman sekolah dan gurunya, dan PR-nya. Hanya dua bulan sebelumnya, ia telah menulis sebuah esai tentang pertemuannya dengan Tuhan Yesus di suatu ruang arsip yang penuh kartu-kartu yang isinya memerinci setiap saat dalam kehidupan remaja itu. Tetapi baru setelah kematian Brian, Bruce dan Beth, mengetahui bahwa anaknya telah menerangkan pandangannya tentang sorga.

Tulisan itu menimbulkan suatu dampak besar sehingga orang-orang ingin membagikannya. "Anda merasa seperti ada di sana," kata pak Bruce Moore. Brian meninggal pada tanggal 27 Mei, 1997, satu hari setelah Hari Pahlawan Amerika Serikat. Ia sedang mengendarai mobilnya pulang ke rumah dari rumah seorang teman ketika mobil itu keluar jalur Jalan Bulen Pierce di Pickaway County dan menabrak suatu tiang. Ia keluar dari mobilnya yang ringsek tanpa cedera namun ia menginjak kabel listrik bawah tanah dan kesetrum.

Keluarga Moore membingkai satu salinan esai yang ditulis Brian dan menggantungkannya pada dinding di ruang keluarga mereka. "Aku pikir Tuhan telah memakai Brian untuk menjelaskan suatu hal. Aku kira kita harus menemukan makna dari tulisan itu dan memetik manfaat darinya," kata Nyonya Beth Moore tentang esai itu.

Nyonya Moore dan suaminya ingin membagikan penglihatan anak mereka tentang kehidupan setelah kematian. "Aku bahagia karena Brian. Aku tahu dia telah ada di sorga. Aku tahu aku akan bertemu lagi dengannya."

Inilah esai Brian yang berjudul "RUANGAN".

Di antara sadar dan mimpi, aku menemukan diriku di sebuah ruangan. Tidak ada ciri yang mencolok di dalam ruangan ini kecuali dindingnya penuh dengan kartu-kartu arsip yang kecil. Kartu-kartu arsip itu seperti yang ada di perpustakaan yang isinya memuat judul buku menurut pengarangnya atau topik buku menurut abjad.

Tetapi arsip-arsip ini, yang membentang dari dasar lantai ke atas sampai ke langit-langit dan nampaknya tidak ada habis-habisnya di sekeliling dinding itu, memiliki judul yang berbeda-beda.

Pada saat aku mendekati dinding arsip ini, arsip yang pertama kali menarik perhatianku berjudul "Cewek-cewek yang Aku Suka". Aku mulai membuka arsip itu dan membuka kartu-kartu itu. Aku cepat-cepat menutupnya, karena terkejut melihat semua nama-nama yang tertulis di dalam arsip itu. Dan tanpa diberitahu siapapun, aku segera menyadari dengan pasti aku ada dimana.

Ruangan tanpa kehidupan ini dengan kartu-kartu arsip yang kecil-kecil merupakan sistem katalog bagi garis besar kehidupanku. Di sini tertulis tindakan-tindakan setiap saat dalam kehidupanku, besar atau kecil, dengan rincian yang tidak dapat dibandingkan dengan daya ingatku. Dengan perasaan kagum dan ingin tahu, digabungkan dengan rasa ngeri, berkecamuk di dalam diriku ketika aku mulai membuka kartu-kartu arsip itu secara acak, menyelidiki isi arsip ini. Beberapa arsip membawa sukacita dan kenangan yang manis; yang lainnya membuat aku malu dan menyesal sedemikian hebat sehingga aku melirik lewat bahu aku apakah ada orang lain yang melihat arsip ini.

Arsip berjudul "Teman-Teman" ada di sebelah arsip yang bertanda "Teman-teman yang Aku Khianati". Judul arsip-arsip itu berkisar dari hal-hal biasa yang membosankan sampai hal-hal yang aneh. "Buku-buku Yang Aku Telah Baca". "Dusta-dusta yang Aku Katakan". "Penghiburan yang Aku Berikan". "Lelucon yang Aku Tertawakan". Beberapa judul ada yang sangat tepat menjelaskan kekonyolannya: "Makian Buat Saudara-saudaraku".

Arsip lain memuat judul yang sama sekali tak membuat aku tertawa: "Hal-hal yang Aku Perbuat dalam Kemarahanku.", "Gerutuanku terhadap Orangtuaku". Aku tak pernah berhenti dikejutkan oleh isi arsip-arsip ini. Seringkali di sana ada lebih banyak lagi kartu arsip tentang suatu hal daripada yang aku bayangkan. Kadang-kadang ada yang lebih sedikit dari yang aku harapkan. Aku terpana melihat seluruh isi kehidupanku yang telah aku jalani seperti yang direkam di dalam arsip ini.

Mungkinkah aku memiliki waktu untuk mengisi masing-masing arsip ini yang berjumlah ribuan bahkan jutaan kartu? Namun setiap kartu arsip itu menegaskan kenyataan itu. Setiap kartu itu tertulis dengan tulisan tanganku sendiri. Setiap kartu itu ditanda-tangani dengan tanda tanganku sendiri.

Ketika aku menarik kartu arsip bertanda "Pertunjukan-pertunjukan TV yang Aku Tonton", aku menyadari bahwa arsip ini semakin bertambah memuat isinya. Kartu-kartu arsip tentang acara TV yang kutonton itu disusun dengan padat, dan setelah dua atau tiga yard, aku tak dapat menemukan ujung arsip itu. Aku menutupnya, merasa malu, bukan karena kualitas tontonan TV itu, tetapi karena betapa banyaknya waktu yang telah aku habiskan di depan TV seperti yang ditunjukkan di dalam arsip ini.

Ketika aku sampai pada arsip yang bertanda "Pikiran-Pikiran yang Ngeres", aku merasa merinding di sekujur tubuhku. Aku menarik arsip ini hanya satu inci, tak mau melihat seberapa banyak isinya, dan menarik sebuah kartu arsip. Aku terperangah melihat isinya yang lengkap dan persis. Aku merasa mual mengetahui bahwa ada saat di hidupku yang pernah memikirkan hal-hal kotor seperti yang dicatat di kartu itu. Aku merasa marah.

Satu pikiran menguasai otakku: Tak ada seorangpun yang boleh melihat isi kartu-kartu arsip ini! Tak  ada seorangpun yang boleh memasuki ruangan ini! Aku harus menghancurkan arsip-arsip ini! Dengan mengamuk bagai orang gila aku mengacak-acak dan melemparkan kartu-kartu arsip ini. Tak peduli berapa banyaknya kartu arsip ini, aku harus mengosongkannya dan membakarnya.

Namun pada saat aku mengambil dan menaruhnya di suatu sisi dan menumpuknya di lantai, aku tak dapat menghancurkan satu kartupun. Aku mulai menjadi putus asa dan menarik sebuah kartu arsip, hanya mendapati bahwa kartu itu sekuat baja ketika aku mencoba merobeknya. Merasa kalah dan tak berdaya, aku mengembalikan kartu arsip itu ke tempatnya. Sambil menyandarkan kepalaku di dinding, aku mengeluarkan keluhan panjang yang mengasihani diri sendiri.

Dan kemudian aku melihatnya. Kartu itu berjudul "Orang-orang yang Pernah Aku Bagikan Injil". Kotak arsip ini lebih bercahaya dibandingkan kotak arsip di sekitarnya, lebih baru, dan hampir kosong isinya. Aku tarik kotak arsip ini dan sangat pendek, tidak lebih dari tiga inci panjangnya. Aku dapat menghitung jumlah kartu-kartu itu dengan jari di satu tangan. Dan kemudian mengalirlah air mataku. Aku mulai menangis. Sesenggukan begitu dalam sehingga sampai terasa sakit. Rasa sakit itu menjalar dari dalam perutku dan mengguncang seluruh tubuhku. Aku jatuh tersungkur, berlutut, dan menangis. Aku menangis karena malu, dikuasai perasaan yang memalukan karena perbuatanku. Jajaran kotak arsip ini membayang di antara airmataku. Tak ada seorangpun yang boleh melihat ruangan ini, tak seorangpun boleh.

Aku harus mengunci ruangan ini dan menyembunyikan kuncinya. Namun ketika aku menghapus air mata ini, aku melihat Dia.

Oh, jangan! Jangan Dia! Jangan di sini. Oh, yang lain boleh asalkan jangan Yesus! Aku memandang tanpa daya ketika Ia mulai membuka arsip-arsip itu dan membaca kartu-kartunya. Aku tak tahan melihat bagaimana reaksi-Nya. Dan pada saat aku memberanikan diri memandang wajah-Nya, aku melihat dukacita yang lebih dalam dari pada dukacitaku. Ia nampaknya dengan intuisi yang kuat mendapati kotak-kotak arsip yang paling buruk.

Mengapa Ia harus membaca setiap arsip ini? Akhirnya Ia berbalik dan memandangku dari seberang di ruangan itu. Ia memandangku dengan rasa iba di mata-Nya. Namun itu rasa iba, bukan rasa marah terhadapku. Aku menundukkan kepalaku, menutupi wajahku dengan tanganku, dan mulai menangis lagi. Ia berjalan mendekat dan merangkulku. Ia seharusnya dapat mengatakan banyak hal. Namun Ia tidak berkata sepatah katapun. Ia hanya menangis bersamaku.

Kemudian Ia berdiri dan berjalan kembali ke arah dinding arsip-arsip. Mulai dari ujung yang satu di ruangan itu, Ia mengambil satu arsip dan, satu demi satu, mulai menandatangani nama-Nya di atas tanda tanganku pada masing-masing kartu arsip. "Jangan!" seruku bergegas ke arah-Nya. Apa yang dapat aku katakan hanyalah "Jangan, jangan!" ketika aku merebut kartu itu dari tangan-Nya. Nama-Nya jangan sampai ada di kartu-kartu arsip itu. Namun demikian tanpa dapat kucegah, tertulis di semua kartu itu nama-Nya dengan tinta merah, begitu jelas, dan begitu hidup. Nama Yesus menutupi namaku. Kartu itu ditulisi dengan darah Yesus! Ia dengan lembut mengambil kembali kartu-kartu arsip yang aku rebut tadi. Ia tersenyum dengan sedih dan mulai menandatangani kartu-kartu itu. Aku kira aku tidak akan pernah mengerti bagaimana Ia melakukannya dengan demikian cepat, namun kemudian segera menyelesaikan kartu terakhir dan berjalan mendekatiku. Ia menaruh tangan-Nya di pundakku dan berkata, "Sudah selesai!"

Aku bangkit berdiri, dan Ia menuntunku ke luar ruangan itu. Tidak ada kunci di pintu ruangan itu. Masih ada kartu-kartu yang akan ditulis dalam sisa kehidupanku.

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal." (Yohanes 3:16)

Jika anda ingin meneruskan pesan ini kepada sebanyak mungkin orang-orang sehingga kasih Tuhan Yesus akan menjamah hidup mereka, forwardlah email ini! Arsip "Orang-Orang yang Aku Bagikan Injil" milikku akan makin bertambah besar, bagaimana dengan milik anda?

Read More...