Welcome!


I made this widget at MyFlashFetish.com.

Wednesday, August 29, 2012

"New Chapter in My Life" part 2

Well,,setelah saya mem-post "New Chapter in My Life" part 1, beberapa teman saya penasaran dengan pekerjaan apa yang saya jalani setelah lulus kuliah.

Firstly, I want to apologize for posting this article very late. I know, it's been almost 6 months after the part 1. I have to set goal to write this article. Fffiuuhhh...(hehehe...)


Setelah saya mengerti bahwa Tuhan ingin saya bekerja untuk Dia, Raja segala raja (kisah lengkap baca di sini), saya berpikir apa yang harus saya lakukan. Saat itu hati saya galau (tsah), saya merasa saya masih muda. Tahu kan, darah muda seperti apa, kalau belum tahu cari lagunya Bang Rhoma dulu, wkwkwk. Sebagai remaja tahap akhir (http://belajarpsikologi.com/batasan-usia-remaja/), saya bingung apa yang bisa saya lakukan saat ini untuk melayani Dia, saya masih ingin mengejar cita-cita saya, saya ingin bekerja sebagai PR atau guru/dosen, saya ingin melanjutkan sekolah saya, saya masih ingin "senang-senang".

Tapi, di sisi lain, saya sadar bahwa saya ini masih bisa hidup hanya karena Tuhan Yesus (baca kisah saya di The "Kegelapan series"). YESUS; sejak kecil, Dialah sahabat saya, Dia yang memegang tangan saya saat menghadapi masa-masa sukar dalam hidup saya sampai sekarang, Dia suka ngasih saya surprise-surprise luar biasa yang tidak pernah saya pikirkan; dengan keterbatasan pikiran saya, saya sangat sadar bahwa Yesus adalah segalanya dalam hidup saya. Saat ini, Dia ingin mengadakan kerja sama dengan saya. Yesus mengajak saya untuk bekerja denganNya. Oh, meskipun banyak keraguan dan kekuatiran saya, saya akhirnya berkata "YES, Lord! Here, I am!"

Lalu, saya pikir, apa langkah yang harus saya ambil setelah kuliah?

Saya pernah membaca buku Berhasil Karena Iman, yang ditulis oleh DR. Maqdalene Kawotjo, M.Div. Buku tersebut mengisahkan perjalanan hidup Ibu Maq yang adalah seorang anak kampung namun bisa kuliah S2 di Korea dan S3 di US hanya dengan iman kepada Tuhan Yesus.
Saya sangat diberkati dengan buku itu dan saya ingin seperti beliau, sehingga saya berburu buku-buku lain yang beliau tulis. Semua bukunya sungguh memberkati saya.

Nah, saya berpikir untuk apply di kantor beliau.
Setelah saya mencari-cari alamat e-mail dan kantor beliau yaitu The Kingdom Ministry (TKM), saya mengirim aplikasi saya. Saya kirim CV, surat lamaran plus kesaksian saya ke email beliau, email staff beliau, email Participant dan tak cukup, saya kirim juga lewat pos ke alamat kantor beliau. Seminggu, 2 minggu, 3 minggu....saya menanti balasan dan tak kunjung datang.

Saya mulai tidak sabar, saya pikir saya harus berusaha lagi lebih keras untuk menghubungi kantor beliau. Saya cari no telp kantor TKM lewat mbah google, mbak yellow pages, mas telkom, bahkan di alamat website beliau di www.maqdalene.net tapi saya tidak mendapat no telp kantor. Wah, saya putar otak lagi! Saat saya buka website beliau lagi, saya menemukan sebuah no HP. Langsung saya hubungi no HP tersebut. Nomer itu bukan no kantor, tapi salah satu murid yang menjadi CP untuk salah satu program kantor tersebut. Dari beliau, saya mendapat no telp kantor TKM. YES!!

Namun, saat saya mau menelepon kantor TKM, tidak ada damai di hati saya. Saya mengurungkan niat saya dan berniat menelepon apabila genap 1 bulan, surat saya tidak dibalas. 1 hari setelah itu, saat saya sedang ngobrol sama Papa mengenai hal ini, ditengah-tengah obrolan kami tiba-tiba BB saya bunyi. Ada email masuk dari.......The Kingdom Ministry!

Usut punya usut, ternyata TKM sudah membalas email saya 3 hari setelah saya mengirim email, namun masuk di SPAM, and I even didn't realize that!! Tapi, saya bersyukur, saya diajar sabar dan beriman kepada Tuhan Yesus. He knows WHAT is best and WHEN is best.

Setelah proses wawancara lewat email dalam 2 tahapan, akhirnya saya diterima menjadi STAFF The Kingdom Ministry.

2 hari setelah saya diwisuda, akhirnya saya berangkat ke Jakarta untuk memulai my new chapter in my life. 

Apa yang saya kerjakan di TKM? Bagaimana saya yang benciiiiii Jakarta, ibukota, macet, panas, banyak nyamuk, high-costly living bisa bertahan and survive di Jakarta?

to be continued

Read More...