Welcome!


I made this widget at MyFlashFetish.com.

Wednesday, September 22, 2010

'Kegelapan' itu...part 5

Setelah keluar dari rumah sakit *yang keempat kalinya*, saya tidak boleh bantu-bantu toko kakak lagi. Saya benar-benar musti bed rest. Berhubung saya ini adalah orang yang gag bisa nganggur, maka saya mulai putar otak sambil kadang merem melek di kasur, cari ide. Eh, pikir punya pikir, keluarlah sebuah ide untuk menuliskan semua yang telah saya alami selama ini. Hitung-hitung bisa membunuh waktu dan berharap bisa memberkati orang lain. Maka dari itu, lahirlah blog True Colors ini (untuk lebih jelas mengenai 'mengapa saya mengambil judul True Colors', silakan klik disini).

Selama 1,5 bulan saya bed rest, kehidupan saya hanya berkisar baca buku, menulis, baca buku, berdoa, tidur, berdoa, makan, ... Sepertinya membosankan, namun ternyata saya sangat menikmati waktu-waktu itu. Apalagi, waktu-waktu itu, rasanya saya semakin mengerti dan mengenal Tuhan. Semua kegiatan itu saya lakukan sampai pertengahan bulan Juni 2010.

Pertengahan Juni 2010, saya *finally* balik ke Salatiga. Tidak untuk kuliah, karena belum mulai, namun untuk mengejar cita-cita yang sudah saya doakan selama kurang lebih 1 tahun, yaitu ikut PESPARAWI MAHASISWA NASIONAL 2010.

Berhubung saya tergabung sebagai anggota Voice of SWCU, saya memiliki kesempatan untuk ikut dalam tim Pesparawi dengan melewati audisi di bulan Juni itu. Puji Tuhan!!!!!! Saya lolos!!!
Akhirnya saya stay di Salatiga dengan beberapa aktifitas menyanyi dan latihan-latihan di kampus.

Kehidupan saya berlangsung "normal" dan saya baik-baik saja, sehat-sehat saja, tanpa saya sadar ternyata ada ujian di balik semua kenormalan itu.

Kehidupan 2 bulan saya di Salatiga berkisar latihan paduan suara, baca buku, menulis, nonton film, ngobrol di kampus,  makan, tidur, nonton film, latihan paduan suara, nonton film. Adakah yang salah? Toh, hampir semua teman-temanku juga hidupnya seperti itu. Itu normal kan?

Tapi, adakah yang berubah dengan pola hidup saya saat sakit? Ya! Selama saya di Salatiga setelah sakit berantai kemarin, fokus kehidupan saya berubah dari fokus pada Tuhan Yesus dengan banyak berdoa, diganti fokus kepada diri sendiri. Merasa bebas, sendirian di Salatiga, membuat saya LUPA dan melakukan semua keinginan daging saya. Untuk berdoa sudah tidak ada waktu, karena waktu2 saya hanya dipakai untuk hal-hal yang menyenangkan diri sendiri. Ah, ntar aja deh, habis latihan, nyatanya, saya capek. Ah, ntar aja deh, habis nonton film ini, sayang kalau di denda, akhirnya ujung-ujungnya saya ngantuk dan memilih tidur ketimbang ngobrol sama Tuhan Yesus.

Selama saya kehilangan fokus saya kepada Tuhan, selama itulah saya terus menerus melakukan kesalahan-kesalahan. Saya tidak bisa mengatur makan dan tidur saya. Saya tidak bisa mengekang diri saya untuk memakai uang yang dipercayakan kepada saya dengan membeli dan menghabiskan untuk hal-hal dan barang-barang yang gag penting. Saya mulai tidak bisa mengatur omongan-omongan saya. Saya mencoba-coba membuka hubungan yang dekat dengan orang yang meskipun Kristen namun tidak mengerti akan Kekristenan yang sejati.

2 bulan cukup bagi saya untuk GAGAL dalam ujian-ujian "kecil" yang diberikan.
2 bulan cukup bagi saya untuk LUPA akan semua janji yang saya ucapkan saat saya sakit.
2 bulan cukup bagi Tuhan untuk mengetahui kedalaman hati saya yang masih dangkal ini.

Lalu, apa yang terjadi setelah 2 bulan itu?

(TO BE CONTINUED) Read More...

Monday, September 6, 2010

'Kegelapan' itu...part 4

Selama saya, dalam tanda petik "kerja" di toko kakak saya, saya merasa ada sesuatu yang aneh dengan kepala saya. Rasanya kepala tuh beraaaaat banget. Terus berhubung saya harus banyak jalan, jadi waktu PP ke toko, saya jalan kaki, rasanya kepala ini nggliyeng (bhs. Jw: berputar2 sehingga menyebabkan tubuh oleng dan hampir jatuh).

Setelah malam hari saya tidur malam, pagi harinya saya mau bangun pagi *halah. Namun, kepala saya tidak bisa diangkat. Berat sekali ditambah sakit kepala yang bikin kepalaku ini pening..pening (baca ala orang Batak). Karena sudah ngga kuat,akhirnya saya dibawa ke dokter terdekat. Dokter mendiagnosis bahwa saya terkena vertigo (penyakit kepala yang diakibatkan oleh saraf). Beliau memberi saya obat2 yang cukup banyak.
1 minggu..2 minggu..sakitnya tidak berkurang. 3x sudah saya bolak-balik ke dokter itu, dengan obat2 yang semakin bertambah dosisnya. Tapi semuanya NIHIL!

Antara putus asa dan iman *yang bisa dibilang nekat, saya memutuskan untuk membuang semua obat dan memutuskan untuk tidak minum obat apapun!! Orangtua saya membujuk saya untuk ke dokter lagi, tapi saya menolak. Saya berkata, "Kalau Tuhan mau ambil nyawa saya, ambil saja. Tapi saya gag mau lagi ke dokter dan minum obat." Karena melihat tekad saya yang kuat (atau keras kepala), maka mamah papah memutuskan untuk berhenti membujuk saya dan melihat apa yang terjadi saja.

Sungguh heran pembaca, saya bisa bertahan kurang lebih 1 bulan, tidak minum obat dan tidak ke dokter. Saya bahkan tetep mampu bantuin toko kakak saya. Sakitnya sih, teteup aja ada, tapi saya sudah berkomitmen.

Sampai suatu pagi, tanggal 12 April 2010,  kepala saya sakit hebat!! *maafkan tata bahasa yang kacau ini,he. Sakitnya ngga' karuan. Gag hanya kepala aja, perut saya pun kena juga.
Pagi itu, papa saya menyarankan saya untuk ke dokter, tetapi lagi-lagi saya menolak. Tidak!! Saya udah berkomitmen!! Dari pagi sampai sore, keadaan tidak berubah, otomatis saya tidak bisa "kerja". Akhirnya malam hari itu, papa mengatakan bahwa sudah cukup beliau mentoleransi "iman saya" untuk tidak berobat itu.Kalau sampai besok pagi, kondisi kepala dan perut saya masih sakit, maka saya mau tidak mau harus berobat ke Jogja *lagi.

Malam itu, saya menangis, saya sungguh tidak mau merepotkan orang tua saya yang kesekian kalinya lagi,. Saya juga menangis karena rencana saya untuk main ke Salatiga tanggal 14, batal!! Padahal saat itu saya juga ada rencana untuk bertemu dengan seseorang yang senantiasa mendukung saya selama kurang lebih 3 bulan menopang saya dengan kata-katanya dan doa yang khusus buat saya setiap hari tiap jam 9 malam. Dia terus menerus berkata kepada saya untuk jangan menyerah dan terus bersyukur kepada Tuhan Yesus. Malam itu, saya memberitahukan tentang keadaan saya dan kami berdoa dan menyerahkan segalanya pada Tuhan Yesus. Saya bersyukur ada seseorang yang menopang saya di saat-saat kelam itu.

Esok paginya, keadaan kesehatan saya tidak berubah. Akhirnya,mau tidak mau, saya dibawa ke RS.Bethesda *untuk kesekian kalinya sampai jadi terkenal di RS itu (mama pernah cerita ke saya, saat mama beli roti di salah satu corner rumah sakit tersebut. salah satu pegawainya bertanya, "koq sering sekali kelihatan di rumah sakit ini?" mama berkata,"iya, jaga anak mbak". mbak.nya bales menjawab "Oh,jangan-jangan mamanya Deby ya?",,antara malu dan geli, saya tertawa,,haha,saya ternyata terkenal juga di rumah sakit yang luas itu...).

Sesampai di RS, saya langsung di opname. Dokter mengatakan bahwa esok, saya harus menjalani foto otak dengan alat MRI, untuk mengetahui saraf mana yang tidak beres.

Esok harinya, tanggal 14 April 2010. Saya menangis, hari itu saya bertambah umurnya. Ya, hari itu, saya berulang tahun. Tapi, ada kesedihan luar biasa yang saya rasakan. Jujur saja, saya tidak mau hidup lagi di dunia ini. Saya merasa sedih, kenapa saat saya kena kista 7kg itu, saya gag meninggal aj. Saya cape hidup di dunia ini.

Yang lebih menyedihkan, di hari ulang tahunku, orang-orang yang kuanggap sahabat, tidak mengucapkan selamat. Bahkan, hal yang menyakitkan adalah salah satu orang yang kuanggap sahabat, menelpon saya untuk mentransfer sejumlah uang untuk keperluan acara fakultas (FYI, tahun 2009, saya mengetuai sebuah panitia acara, dan puji Tuhan, surplus dana cukup besar, yang masih saya pegang saat itu). Saya sudah mengatakan pada dia, bahwa saya sedang sakit di rumah sakit, jadi tidak bisa mentransfer (lagipula, hari-hari sebelumnya, saya sudah mau menyerahkan uang itu, namun dia menolak dengan alasan sudah cukup). Bukannya mendoakan atau memberi semangat. Dia malah berkata,"Ya minta tolong dong, sama papa atau mamamu." Saya jawab,"Papa mama ngga ngerti caranya transfer lewat ATM (memang begitu kenyataannya,he)." Eh, dia balik jawab," Ya, minta tolong ma kakak-kakakmu to!Pokoknya hari ini harus sudah ada uangnya.". Oh Tuhan!!!!!!! Saya geregetan banget sama ni orang. Gag tau belas kasihan banget sih!! Bukankah selama ini, kita sudah seperti saudara? sahabat? Koq malah bersikap seperti itu di saat saya sakit, di hari ulang tahunku lagi. Saya semakin menangis. (pada akhirnya, dia meminta maaf dan sudah saya maafkan sebelumnya, namun saat ini hubungan kami sudah jauh berbeda dengan sebelum saya sakit).

Hari itu saya semakin sedih, karena setelah foto otak, dokter tidak menemukan hal yang aneh. Otomatis, dokter belum bisa memberikan obat yang tepat untuk saya.

Sisa hari itu, saya sudah seperti orang gila! Saya diam seribu bahasa. Mama maupun perawat mengajak bicara saya, saya tidak menjawab. Saya main-main dengan meja sebelah tempat tidur saya. Pikiran saya kosong, kalaupun ada pikiran, itu hanyalah pikiran untuk mati dan meragukan Tuhan.

Sungguh, saat itu, adalah saat-saat saya ragu akan adanya Tuhan, akan kasih Yesus kepada saya. Saya marah!! Saya mempertanyakan Tuhan!! Menjadi seorang Kristen menjadi sebuah pertanyaan bagi saya saat itu. Kalau saja, saya bukan seorang Kristen, saya ngga akan mengalami semua ini. Kalau jadi seorang Kristen yang biasa-biasa saja, saya yakin, saya tidak akan mengalami semua proses ini!! Saya bertanya-tanya di pikiran saya," Tuhan, mau apakah Engkau dengan diriku ini?" Tapi tidak ada suara, tidak ada jawaban. Saya marah!! Kenapa saya harus mengalami sakit ini!! Di saat saya sedang menjalani 'the top of my life'!! Di saat teman2 saya kuliah dan melakukan berbagai aktifitas yang ada!! Kenapa disaat ini, justru Tuhan tidak bersuara. Saya sudah tidak tahan lagi. I'm enough of this sick and this life!!


(Di kemudian hari, saya sadar bahwa motivasi saya ikut Yesus dan menjadi seorang Kristen itu salah,kembali lagi kepada penjelasan pertama saya (buka disini). Maka dari itu, Tuhan meluruskan motivasi saya.)

Disaat itu lah, iman Kristen saya yang sudah saya miliki sejak lahir, runtuh seketika. Saya lupa dengan perkataan Tuhan yang berjanji untuk memegang tangan kanan saya. Saya hampir saja meng"hujat" Tuhan Yesus dan meninggalkanNya, kalau bukan -sungguh- karena anugrah Tuhan Yesus yang luar biasa buat saya. Malam itu, Tuhan mengirimkan hambaNya untuk memberikan "jawaban" yang aq butuhkan.

Malam itu, bapak gembala sekaligus papa saya datang dari Magelang, (padahal pagi hari itu, papa pulang karena ada urusan, dan FYI, papa saya sudah berumur 69 tahun, which is old, dan beliau sakit diabetes,which is weak *but, strong in Christ dan perjalanan Magelang-Jogjakarta is about 1,5 -2 hours by bus). Papa berkata bahwa beliau tidak damai sejahtera di Magelang dan ingin cepat-cepat kembali ke Jogja. Beliau kaget dengan keadaan saya dan menangis di hadapan saya saat itu. Saya pun menangis melihat perjuangan papa. Setelah melihat saya cukup sadar dan kembali ke dunia normal (tadinya kan pikiran udah kosong, di ajak orang ngomong, udah gag ngerti dunia normal), papa berdoa untuk saya dan meminta saya membuka kitab Ayub 23.

Saya langsung menangis di hadapan Tuhan. Saya memang merasa bahwa Tuhan tidak ada di sampingku. Saya memang mau memberontak di hadapan Tuhan. Namun saya sangat bersyukur saya ngga sempat menghujat Dia. Saya sudah mendapatkan jawaban Tuhan. Saat ini Dia sedang menguji aku dan Dia tahu jalan hidupku. Saat itu saya minta ampun di hadapan Tuhan Yesus dan berjanji untuk memberikan hidup saya penuh sama Tuhan. Kalau saya hidup, itu berarti memberi buah Tuhan. Kalau saya meninggal, saya akan damai karena sudah memiliki keselamatan itu, ialah Yesus.

Esoknya, dokter meminta saya untuk difoto hidung. Singkat cerita, diketahuilah bahwa pusing2 saya berasal dari sinusitis (perlendiran di saluran hidung dan otak, yang menghambat oksigen masuk ke otak), karena lubang tulang hidung kanan lebih sempit dari yang kiri, lagipula setelah di cek, saya memiliki 21 macam alergi!!! Penyakit itu didukung dengan lambung saya yang sudah parah dan memiliki tingkat keasaman yang tinggi yang membuat lendirnya semakin menjadi.

Akhirnya selama 7 hari saya dirawat inap dan harus meminum obat selama 6 bulan untuk menuntaskan sinusitis saya, kalau dalam 6 bulan masih belum bagus kondisinya, terpaksa saya harus dioperasi.

Akankah saya akan dioperasi lagi? Apalagi ujian dan kegelapan yang ada di tahun 2010 ini,mengingat bulan itu baru bulan April?

(TO BE CONTINUED)
Read More...