Welcome!


I made this widget at MyFlashFetish.com.

Wednesday, July 14, 2010

Pertanyaan Angel ^.^




"Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu." -- Amsal 22: 6


Malam itu, keponakan saya, yang sedang berkunjung ke rumah engkongnya alias papa dari papanya yang adalah kakak saya yang sama dengan papa saya :p , bertanya dengan polosnya, "Kenapa sih, kalau di rumah engkong, orang-orangnya suka berdoa?" Aq geli mendengarnya, pertanyaan Angel (nama ponakanku itu) bukannya tidak berdasar. Dia bertanya karena saat itu Engkongnya baru aja berdoa, kemudian giliran saya masuk kamar untuk berdoa, setelah itu, giliran kakak pertama saya yang masuk ruang doanya. Sebelum pertanyaan Angel sempat dijawab, dia kembali menambahkan, "Aq juga kepingin berdoa ya tante." Deg,,,aq kaget. Ternyata anak kecil seperti Angel yang notabene baru masuk SD, mengamati juga hal yang bisa dibilang 'kecil' itu. Dan yang lebih membuat aq terkesima adalah kalimat terakhir dari mulut kecilnya. Dia juga kepingin ikutan berdoa.

Saya merenung mengingat kejadian malam itu dan saya teringat dengan ayat yang sudah saya tulis di atas.
Pertama, anak-anak memiliki kecenderungan untuk meniru aktifitas2 yang di ajarkan padanya dan yang dia lihat, terlebih yang melakukannya adalah orang2 yang dewasa. Sangat menyedihkan apabila apa yang anak-anak lihat adalah hal-hal yang buruk, kekerasan, umpatan, ejekan, dll, dsb, n so on. Secara otomatis, mereka pasti meniru.nya. Belakangan ini, Indonesia dihebohkan dengan anak balita yang kecanduan merokok, bahkan brita ini sampai di muat di koran luar negeri segala. Saya percaya 100 %, kalau anak kecil ini memang di-didik seperti itu oleh orang tuanya, at least anak ini melihat orangtuanya gemar merokok dan diperbolehkan. Sebagian besar, kriminalitas yang terjadi di lakukan oleh anak2 yang broken home, yang tidak mendapatkan didikan yang benar, yang patut bagi anak itu. Alhasil, pada masa tuanya, mereka tidak jauh dari didikan yang mereka dapatkan dari keluarganya itu. Sungguh, Firman Tuhan itu ya dan amin!!!

Kedua, mengapa ayat kita berkata mengenai masa tua? Karena sesungguhnya, anak2 memiliki memori jangka panjang. Saya pernah bercerita kepada keponakan saya yang lain, Priska, yang masih berumur 2 th, mengenai kisah Lazarus dan Orang kaya. Saat saya bercerita saya kelupaan cerita bahwa Lazarus dipangku Abraham di surga. Saya hanya bercerita bahwa Lazarus masuk surga dan orang kaya minta air kepada Lazarus. Tau apa yang terjadi? Besoknya, setelah kakak saya bertanya kepada Priska mengenai kisah Lazarus. Priska menceritakan secara panjang lebar sesuai dengan apa yang telah saya ceritakan. Kemudian, kakakku mencoba mengoreksi dan menambahkan tokoh Bapa Abraham, namun Priska malah tidak terima dan mengatakan bahwa kakakku lah yang salah. Saya agak geli juga saat itu. Have you got the point? Betul, anak2 selalu mengingat didikan yang dia terima, meskipun itu tidak benar/ tidak patut, anak2 tetap menerima dan mengingatnya.

Maka dari itu, melalui tulisan ini, saya ingin membuka mata para pembaca sekalian bahwa didikan kepada anak2 sungguh amat penting. Janganlah kita orang yang sudah dewasa, yang masih secara umur atau yang sudah dewasa dalam hikmat, memberikan contoh yang salah kepada orang yang lebih muda dari kita, adik, keponakan, murid dan anak2 yang lain. Melainkan didiklah mereka menurut jalan yang patut baginya. Amin.


Bookmark and Share
Read More...

Sunday, July 4, 2010

Dampak HIGH TECH

Artikel ini saya ambil dari salah satu artikel From Maq's Heart yang ditulis oleh DR. Maqdalene Kawotjo di website beliau (buka disini).
Saya sangat tertarik meng-copy paste artikel mengenai dampak high tech ini karena seringkali tanpa sadar, kita 'jatuh' dalam dosa ini. Well, untuk lebih jelasnya, baca lebih lanjut artikel yang sangat memberkati saya ini dan saya harap, artikel ini memberkati saudara juga ^_^.



DAMPAK HIGH TECH


Kali ini saya akan menyoroti betapa pentingnya semua hal yang kita lakukan di dunia ini. Tidak hanya masa sekarang, walaupun khususnya sekarang ini, dengan adanya FB, internet, Twitter, BBM, Youtube, digital camera, semuanya mempermudah rekaman hidup kita untuk bisa dipasang saat itu juga. Tidak banyak orang berpikir panjang, foto baru saja jepret-jepret, langsung dipasang di FB. Baru melakukan sesuatu hal, langsung direport di FB. Perasaan hati, unek-unek, kemarahan, kebodohan, semua tanpa pikir panjang ditumpahkan di FB. Hal-hal demikian, yaitu yang cepat-cepat tanpa dipikir akan banyak menimbulkan kesulitan. Mungkin beberapa dari Anda sudah mengalaminya dan sudah kapok, moga-moga.
Sebenarnya salahnya bukan di high tech-nya, bukan dampaknya high tech, tetapi dengan berkembangnya ilmu dan tekhnologi, manusia jadi semakin bertambah dosanya JIKA tidak menggunakannya dengan hati-hati. Orang tidak banyak menyadari bahwa dampak tulisan, email, sms, message di FB sama dengan dampak kata-kata yang terlontar, karena semua itu dibuahi dari hati. Orang bisa tersinggung karena sms, salah ngerti, salah nangkep, salah prasangka, akibatnya saudaraan bisa terputus, pasangan bisa cerai, jabatan bisa turun, kongsi bisa pecah, dll.
Dengan berkembangnya FB dan BB, orang-orang berlomba untuk cepet-cepetan masang foto dan message di wall, kirim pesan dan cerita panjang lebar isi hatinya. Yang jelek-jelekin suaminyalah, yang maki-maki pembantu dan supirnyalah, yang nggak ada urusannya dengan pembacanya semua dituangkan di FB; akibatnya seluruh dunia tahu isi hatinya. Padahal setelah beberapa jam ternyata dia merasa bersalah, atau sudah baikan. Tapi message yang sudah dibaca orang dan tersebar di seluruh penjuru tidak dengan mudah dihapus. Walaupun Anda bisa menghapusnya, message sesungguhnya yang sudah tertanam di benak orang lain tidak dengan mudah dihapus begitu saja seperti men-delete tulisan.
Dari berita terkini tentang kejatuhan seorang hamba Tuhan kaliber, banyak orang mengecamnya dengan menulis:“Sembuhkan dirimu sendiri, hai penyembuh iman!” “Nabi palsu, pengeruk harta orang” dan sebagainya. Ada juga yang merekam khotbah pendeta wanita dan di beberapa gerakan pendeta tersebut yang agak miring atau nungging diberi suara kentut, judul Youtube-nya adalah “Pendeta suka Kentut”. Lalu ada clip-clip foto pendeta gereja mega lainnya yang foto-foto sisi ‘buruk’nya saja yang diambil, yang sedang melotot, sedang julurin lidah, sedang berkerut dahinya, sedang salah tingkah – semuanya dengan judul-judul yang misleading.
Dengan tidak sengaja waktu saya browsing hinaan khalayak dan upaya perendahan pendeta-pendeta tersebut saya dibuat lebih ngeri lagi karena berpikir bahwa tulisan, foto, Youtube di internet mudah dibaca/dilihat orang seluruh dunia, dan banyak dari tulisan itu tidak bisa dihapus jika tidak diniati oleh orang yang bersangkutan. Maksudnya begini: tulisan kita yang salah akan merupakan kegagalan kita; sebab kecaman-kecaman itu keluar dari hati, dan hati kita mudah dibaca orang lain. Jika orang sudah membaca kotornya hati kita melalui tulisan itu, maka ingatan mengenai kekotoran hati si penulis tidak dapat dengan mudah dihapus dalam ingatan orang yang sudah membacanya. Mungkin di kemudian hari orang yang menulis hujatan itu akan sadar, tapi hatinya yang sudah dibeberkan lewat tulisan tidak akan dapat dihapus satu persatu, sebab itu sudah tercecer di dunia, dibaca semua kalangan yang tidak mungkin dapat dilacak.
Saya menyadari betapa sebegitu ber-resikonya apa yang kita lakukan, tulis, katakan, ungkapkan waktu saya menyadari bahwa FMH dicopy dimana-mana, dibahas dimana-mana, dipasang di blog banyak orang – yang kesemuanya adalah memberkati dan mengubah paradigma dan hati. Tetapi lain halnya jika yang ditulis orang-orang itu adalah kutukan, cemoohan, perendahan terhadap nama orang lain, perendahan terhadap kejatuhan hamba Tuhan atau musuh mereka. Sakit hati yang dituangkan baik melalui kata atau tulisan dapat mendiskualifikasikan dirinya sendiri.
Bertahun-tahun saya merenung mengenai bahayanya segala tindakan jika tidak disertai dengan:
1. Kehati-hatian
2. Kedamaian
3. Kemurahan hati
4. Ketulusan
5. Kemanisan
6. Kasih
7. Pertimbangan matang
8. Pengampunan
9. Berkat
10. Hati hamba
Tidak banyak dalam pelayanan saya mendapatkan cemoohan; mungkin di luaran sana ada beberapa yang tidak saya dengar, tetapi yang sampai ke telinga saya atau di meja saya hanya segelintir, di bawah hitungan 5 saja. Bertahun-tahun saya mengalami penganiayaan kata-kata, dan saya sangat berhati-hati sekali dalam menanggapinya, bahkan semampu mungkin tidak bereaksi. Di dalam hadirat takhta Tuhan yang tertutup, saat saya berduaan hanya dengan Dia, saya memberkati penganiaya-penganiaya saya. Mereka tidak menyadari bahwa kata-kata mereka, hujatan mereka, semuanya tidak bisa dihapuskan oleh jaman. Kekekalan menggores tinta fana mereka. (Kita masih belum bicara mengenai “kata-kata yang didengar Tuhan” seperti waktu Miryam dan Harun mengata-ngatai Musa; itu topik panjang lainnya yang sungguh mengerikan. Juga, Tuhan berjanji bahwa pintu alam maut tidak akan bisa mengalahkan Gereja-Nya, tetapi pintu alam maut bisa terbuka jika ada pemberontakan seperti yang dilakukan Korah cs)
Saya terbebas dari reaksi, tetapi seperti orang-orang yang menghakimi para hamba Tuhan yang jatuh, mereka sendiri yang terlibet/tergulung dalam sakit hatinya, celaannya, kejahatan hatinya – mereka akan didukakan dengan kenyataan pahit bahwa dengan penghakiman mereka, ukuran yang mereka pakai akan ditakarkan kepada mereka. Tetapi bagi yang mengasihi, mengampuni, mengekang lidah/hati dalam bentuk tinta, tulisan, email, sms, gosip, - ia akan melihat betapa mulianya perbuatan yang mereka lakukan selama di dunia ini dan akan menerima pahala sorga.
Yos 1:7 Hanya, kuatkan dan teguhkanlah hatimu dengan sungguh-sungguh, bertindaklah hati-hati sesuai dengan seluruh hukum yang telah diperintahkan kepadamu oleh hamba-Ku Musa; janganlah menyimpang ke kanan atau ke kiri, supaya engkau beruntung, ke manapun engkau pergi.
Yos 1:8 Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan beruntung.
Hati-hati. Yosua, pemimpin pilihan Tuhan merupakan panglima perang yang luar biasa yang dipilih untuk menggantikan nabi besar Musa karena Yosua memiliki hati hamba, mengabdi tanpa memikirkan kuasa, takhta. Tuhan memberikan nasihat kepadanya agar ia berhati-hati jika mau beruntung dan berhasil. Kiat yang Tuhan berikan jika seorang pemimpin mau berhasil, hati-hati. Maksudnya pertimbangkanlah apa yang kau lakukan, katakan, singkapkan, semua-muanya tidak ada yang luput dari jurnal malaikat.

Read More...

Friday, July 2, 2010

' Baca blog ku yach ^_^ '

Masih mengenai blog memblog :) ...
Saya melihat suatu fenomena yang sering bahkan selalu terjadi

Sejak saya mulai aktif dalam dunia blogging, teman2 saya pun selalu bilang ''Buka blog-ku dong,Deb''
Gag hanya teman2 saya, bahkan saya pun juga selalu bilang
"Eh, buka blogku ya" bahkan kadang di status2 FB n Twitter saya, saya tulis tentang blog saya untuk menimbulkan rasa ingin tahu pada teman2 saya, yang pasti ujung2nya akan membuka blog saya :)


Sepertinya hal itu normal2 saja ya...
Tapi entah kenapa saya melihat ada suatu kebutuhan di balik tingkah laku teman2 dan saya sendiri itu


Kebutuhan untuk Dihargai 


Well, apakah anda sedang mengerutkan kening saat ini?? hehehe
Kalo begitu lanjut dulu ya bacanya

Manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam hidup ini
Saking banyaknya Abraham Maslow, seorang psikolog dari negeri Paman Sam, membuat suatu teori tingkatan kebutuhan manusia ( bertingkat2 saking banyaknya :) )
5 Tingkatan kebutuhan manusia itu adalah:


  1. Kebutuhan fisiologis/dasar
  2. Kebutuhan akan rasa aman dan tentram
  3. Kebutuhan untuk dicintai dan disayangi
  4. Kebutuhan untuk dihargai
  5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri

Nah, kembali kepada keinginan teman2 dan saya untuk dibaca blognya

Saat kita melakukan sesuatu secara tidak langsung kita butuh suatu penghargaan
Percaya atau tidak

Saat kita menyanyi atau bermain musik, kita butuh penghargaan dengan cara dilihat dan didengar atau bahkan dipuji dan diberi applause (kalau perlu standing applause plus sms yang banyak kayak di Indonesian Idol,hehe)
Saat kita bercerita atau mengajar, kita butuh penghargaan dengan cara diperhatikan dan didengar
Nah, saat kita menulis artikel, entah di blog, entah di majalah, entah di koran, entah di antah berantah sekalipun :p
Tentu saja kita ingin agar tulisan itu dibaca dan diberi komen kalo bisa (secara tidak langsung ini himbauan bagi pembaca blog saya ya,hehe)

Nah, setelah kita tahu bahwa ternyata secara tidak sadar kita butuh suatu 'penghargaan', timbul pertanyaan yang bisa kita jawab dengan mereflesikan perbuatan2 kita selama ini

'Sudahkah kita menghargai diri kita dan orang lain?'

Read More...